KOTASUBANG Berdasarkan
berbagai artikel sejarah, termasuk yang terdapat pada website resmi
Kabupaten Subang, 5 April 1948 ditetapkan menjadi hari lahirnya
Kabupaten ini. Dalam buku sejarah Subang terbitan Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Kabupaten Subang tercatat penentuan hari jadi Subang tersebut
merujuk pada sebuah rapat yang digelar pada tanggal tersebut di daerah
Cimanggu, Desa Cimenteng, Kecamatan Cijambe. Rapat tersebut menetapkan
pembagian wilayah dan kepala pemerintahan darurat dimana ketika itu
keadaan negara tengah genting karena Agresi Militer Belanda I.
Merujuk pada buku tersebut, Rabu (4/3/2015) mencoba mencapai Desa Cimenteng untuk menelusuri sejarah hari jadi
Subang tersebut. Sebenarnya jarak dari pusat kota Subang hingga ke Desa
Cimenteng hanya sekitar 23 Km, namun karena kondisi jalan yang rusak
parah, butuh waktu hampir 2 jam untuk tiba di sana melalui jalur Subang –
Cirangkong – Cimenteng. Kontur jalan menuju ke sana naik turun dan
curam dibeberapa bagiannnya. Sangat jarang kami berpapasan dengan
kendaraan lain padahal hari masih siang. Di kiri-kanan jalan masih di
dominasi perkebunan dan hutan, pantaslah ketika itu daerah ini dijadikan
basis gerilya para pejuang kita.
Tiba di desa Cimenteng kami langsung
menuju ke kantor desa untuk mencari informasi lanjutan. Namun kemudian
petugas desa memberi informasi diluar perkiraan sebelumnya. Ternyata,
tempat terjadinya rapat yang menentukan hari jadi Kabupaten Subang
tersebut sempat menjadi kontroversi.
Tugu Palagan Cikadu, Desa Ciakdu, Kecamatan Cijambe
“Kalau di buku sejarah Subang saat ini
memang tercatat di Cimanggu, tapi ketika itu terjadi kontroversi. Di
daerah kami saat ini tidak ada tugu atau rumah bekas tempat terjadinya
peristiwa itu. Dulu sekitar tahun 2003 akhirnya dibangun tugu nya di
daerah Cikadu,” kata petugas desa Cimenteng menjelaskan.
Berbekal informasi tersebut akhirnya
kami menuju kantor desa Cikadu, yang ternyata hanya berjarak sekitar 1
km dari kantor desa Cimenteng. Di kantor desa Cikadu kami disambut
kepala desanya W. Wawan.
“Benar waktu itu memang ada kontroversi
mengenai tempat penetapan hari jadi Subang antara di desa Cikadu dan
Cimenteng, namun sekitar tahun 2002 waktu bupatinya Pak Rohimat para
tokoh veteran termasuk yang dari Cimanggu berembug dan hasil nya
menunjukkan peristiwa bersejarah tersebut terjadi di kampung Cikadu,
Desa Cikadu,” jelas Wawan.
Menurut Wawan kampung Cikadu ketika itu
juga merupakan basis berkumpulnya para pejuang sebelum hijrah ke
Yogyakarta. Di sana pulalah terjadi penembakan seorang pejuang oleh
Belanda hingga gugur. Dari hasil berembug para veteran tersebut
kemudian dibangunlah monumen di kampung Cikadu yang diberinama monumen
Palagan Cikadu dan diresmikan oleh Bupati Rohimat 11 April 2003.
Prasasti Monumen Palagan Cikadu
Sementara itu Kepala Staff Museum Daerah
Subang, Yusep Wahyudin membenarkan peristiwa yang terjadi dikampung
Cikadu tersebut. Bahkan menurutnya harus dibuat prasasti tambahan di
sana yang menerangkan peristiwa rapat pembentukan pemerintahan darurat 5
April 1948.
“Di kampung Cikadu terjadi 2 kali rapat
penting. Yang pertama tanggal 24 dan 25 Oktober 1947 yang hasilnya
membentuk pemerintahaan darurat yang dibagi menjadi Karawang Barat dan
Karawang Timur dan dipimpin koordinator. Kemudian pada tanggal 5 April
1948 dua wilayah tersebut ditetapkan menjadi Kabupaten Karawang Barat
dan Kabupaten Karawang Timur serta penunjukkan Bupatinya,” jelas Yusep.
Wilayah Kabupaten Karawang Timur saat
itu meliputi gabungan Wilayah Purwakarta dan Subang saat ini dengan
pusat pemerintahan berada di Subang. Tanggal pembentukan Karawang Timur
inilah yang kemudian dijadikan hari jadi Kabupaten Subang saat ini.
Mengingat pentingnya daerah ini dalam
perjalanan sejarah Subang bahkan Purwakarta dan Karawang, sangat
disayangkan kampung ini seakan dilupakan, padahal lini masa sejarah
ketiga Kabupaten ini tak bisa dilepaskan dari kampung ini.
Komentar
Posting Komentar